PENGARUH TEMPERATUR AIR CAMPURAN TERHADAP KUAT TEKAN BETON
Khairul Miswar
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe

Abstract
The research is to know effect of variation of semen water and the temperature toward pressure
strength of concrete with a few temperature level that is normal temperature (24C,and 1000C.Cemen water factor ( FAS) used 0,45 and 0,55. Test object at this research is selinder
of concrete of standard with diameter 15 cm and high 30 cm amount to the this 24 sample. This
research evaluate the slump mortar and pressure strength the concrete. Result of examination
show that degradation ratio assess the maximum slump for the FAS 0,45 and FAS 0,55 are 80,64
% and 90,33 %. It is happened when concrete mixture with the water  temperature is 100C.Result of research also show that concrete mixture with the normal temperature water (24
C) pressure strength maximum is 33,83 MPa for the FAS 0,45 and 20,80 MPa for the FAS 0,55.
Key words : Cemen water factor, pressure strength, temperature, degradation ratio, Slump


PENDAHULUAN
            Masalah yang dihadapi di lapangan adalah mutu beton menurun akibat perbedaan
temperatur antara lapisan luar beton pada pengecoran elemen konstruksi. Tindakan pencegahan
dilakukan terhadap beton yang masih muda/lunak maupun yang sudah keras. Salah satu
tujuannya ialah mengendalikan semaksimal mungkin penguapan air dalam beton yang berlebihan
bila temperaturnya tinggi. Keadaan ini akan semakin kritis apabila temperatur yang tinggi diikuti
kelembaban yang rendah dan tiupan angin yang kencang. Keadaan semacam ini mempengaruhi
terbentuknya retak-retak pada beton,sebelum maupun setelah pengerasan. Dalam penelitian
Azwir (2001), dikatakan perbedaan temperatur antar lapisan beton mengakibatkan beton
kehilangan kekuatan 20%
Tujuan penelitian ini untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dari struktur
beton dengan berbagai variasi faktor air semen dan temperatur. Variasi faktor air semen diambil
0,45 ; 0,55 dan temperaturnya dipilih 1000C, 750C,  500 C dan 240 C ( temperatur normal )
Pelaksanaan dilapangan, bahan campuran beton seperti air, agregat halus dan agregat
kasar tidak diberi perlindungan dari panas matahari. Akibatnya temperatur bahan-bahan tersebut
lebih tinggi beberapa derajat dibandingkan dengan bahan-bahan yang mendapat
perlindungan.Temperatur bahan campuran yang tinggi akan menyebabkan temperatur campuran
beton akan tinggi. Peningkatan temperatur beton segar juga dipengaruhi oleh jenis semen.
Penelitian yang dilakukan oleh Park dan Paulay (1974) terhadap pasta semen menunjukan bahwa
kekuatan dan kualitas pasta semen dipengaruhi oleh temperatur dari pasta semen pada aat masih
segar.  
Temperatur beton segar yang tinggi, jika tidak mendapatkan perlakuan khusus,dapat
menyebabkan terjadinya internal crack, terlebih pada pengecoran bervolume besar. Hal ini
disebabkan sifat beton yang tidak menghantar panas sehingga pada bagian tengahnya temperatur
meningkat selama proses hidrasi berlangsung. Sedangkan pada bagian luar relatif rendah karena
panas mudah terbebaskan ke udara sekitarnya. Menurut Raju (1983), internal crack akan terjadi
jika terdapat perbedaan temperatur antar lapisan beton melebihi 200 C), 500 C, 75 C. ACI 211-77 menyarankan temperatur beton maksimum 320 C. Akan tetapi di Indonesia sebagai negara tropis, temperaturharian dapat berkisar (30±5)0 C, akan mempengaruhi sifat dan kekuatan beton. Murdock dan Brook (1991) menyebutkan bahwa pengembangan dan penyusutan temperatur tidak selalu seragam pada seluruh massa beton. Kombinasi kimiawi dari semen dan
air diikuti pelepasan sejumlah panas dan hanya dapat lepas dengan cara konduksi pada
permukaan luar beton. Hal ini berarti semakin besar massa beton, maka semakin besar temperature dalam beton yang masih muda umurnya dibandingkan dengan temperatur pada permukaan luar.Konsekwensinya adalah jika perbedaan penyusutan karena temperatur maka akan menyebabkan terjadinya tegangan tarik yang disertai retak-retak pada beton.Peningkatan temperatur beton saat masih dalam keadaan segar disamping mempengaruhi kecepatan proses hidrasi juga akan mempengaruhi kecepatan penguapan air dari permukaan beton yang dapat menyebabkan plastic shringkage sehingga menyebabkan timbulnya retak plastis. Besar kecilnya retak plastis menurut Neville and Brooks (1987), tergantung padakelembaban dan temperatur beton.

METODE PENELITIAN
Perencanaan campuran beton dihitung berdasarkan metode ACI 211-77. Sebelum
dilakukan campuran beton, terlebih dahulu air dipanaskan sampai dengan temperatur yang
direncanakan. Pada pembuatan beton, air digunakan untuk proses kimiawi semen, membasahi
agregat dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang mengandung senyawa –
senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak atau bahan kimia lainnya, bila digunakan dalam campuran baton akan menurunkan kualitas beton, bahkan mengubah sifat – sifat betonyang dihasilkan. Air yang dapat digunakan adalah air tawar yang memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Syarat – syarat air sebagai bahan bangunan sebagai berikut : (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam), SK-SNI-S-04-1989F).
a. Air harus bersih.
b. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda melayang lainnya, yang dapat dilihat secara
visual. Benda – benda tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram/liter.
c. Tidak mengandung garam – garam yang dapat larut dan dapat merusak beton, lebih dari 15
gram/liter.
d. Tidak mengandung khlorida ( Cl ) lebih dari 0,5 gram/liter, khusus untuk beton prategang
tidak boleh lebih 0,05 gram/liter.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat ( SO ) lebih dari 1 gram/liter.
Sebelum pengadukan dimulai, temperatur air dibuat lebih tinggi 23C dari temperatur rancangan
dengan tujuan ketika bahan campuran dimasukkan ke molen, temperatur air diperkirakan sesuai
dengan yang direncanakan. Perlakuan benda uji dan variasi temperatur diperlihatan pada tabel 1.

 Tabel 1.Pembagian Kelompok Benda Uji dengan Membedakan Temperatur Air
Faktor Air
Semen
(FAS)
Temperature
Air
(oC)
Jumlah Benda Uji
(buah)
0.45
100
3
75
3
50
3
24 (normal)
3
0.55
100
3
75
3
50
3
24 (normal)
3
Total
24
Adapun tahapan penelitian yaitu :
1. Tahapan persiapan bahan
2. Tahapan mix design
3. Pemanasan air campuran (temperatur)
4. Tahapan pengecoran
5. Pemeriksaan kekentalan beton
6. Tahapan pembuatan benda uji
7. Tahapan perendaman benda uji
8. Pengeluaran benda uji
9. Pengujian kuat tekan beton
Peralatan yang digunakan adalah mesin pembebanan (loading tester), cetakan benda uji
silinder, timbangan, oven, gelas ukur, bejana kaca, peralatan slump tes, pengaduk beton/molen,
pemadat mortar dan sat set saringan. Material yang digunakan terdiri atas: semen portland,
agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir kasar dan pasir halus) dan air.
Pembuatan benda uji dimulai dengan memasukkan material ke dalam molen yaitu kerikil,
pasir kasar, pasir halus, semen dan air. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kekuatan beton
yang baik dan mencegah terjadinya pengumpalan yang mengakibatkan campuran beton tidak
merata. Perawatan benda uji dilakukan dengan cara memasukkan benda uji ke dalam bak
perendaman yang berisi air tawar. Tiga jam sebelum pengujian, benda uji dikeluarkan dari
perendaman agar air permukaan menjadi kering.
 Pengujian kuat tekan dilakukan setelah benda uji mencapai umur sesuai dengan yang
direncanakan. Metode yang digunakan untuk percobaan kuat tekan berdasarkan pada ASTM
C39-72. Beban dibebani sentris sejajar sumbunya. Beban maksimum diperoleh dengan ditandai
turunnya jarum penunjuk angka pembebanan serta diikuti retak atau hancurnya benda uji.
Pengujian kuat tekan dihitung dengan menggunakan persamaan 1
F’c = P/A…………………1
   Dimana :
f’c= kuat tekan beton (N/mm2)
P= beban tekan waktu percobaan (N)
A= luas penempang silinder beton(mm2)


Data hasil pengujian diseleksi secara statistik. Mutu pelaksanaan penelitian dapat dilihat
dari penyebaran nilai-nilai hasil pemeriksaan. Baik tidaknya penyebaran data dapat dilihat dari
simpangan baku (standar deviasi) yang diperoleh. Standar deviasi dihitung dengan menggunakan
persamaan 2
  

Dengan 
S = standar deviasi (kg/cm2 )
Xi= kuat tekan benda uji ke-I (kg/cm2)
X= kuat tekan rata-rata benda uji (kg/cm2 )
Analisa regresi digunakan untuk menganalisa hubungan antara dua variabel atau lebih.
Variabel-variabel yang harus diketahui dalam analisis regresi adalah variabel-variabel yang
mempengaruhi disebut variable bebas (independent variable) dan dipengaruhi disebut variabel
terikat (dependent variable). Pada penelitian  ini variabel bebas adalah temperature mortar dan
umur benda uji. Sedangkan variabel terikat adalah persentase atau rasio kuat tekan benda uji
akibat perlakuan terhadap kuat tekan benda uji kontrol. Menurut Hines (1990), analisis regresi

berganda digunakan apabila variabel bebasnya lebih dari satu.
Hasil pemeriksaan kuat tekan

Pengujian kuat tekan silinder beton dilakukan pada saat beton mencapai umur sesuai
dengan yang direncanakan. Masing-masing benda uji ditimbang beratnya telebih dahulu guna
menyeleksi kembali hasil pemadatan tiap-tiap benda uji saat pengecoran berlangsung. Hasil
pengujian kuat tekan benda uji silinder beton diperoleh berdasarkan beban maksimum dari
masing-masing benda uji dibagi dengan luas penampang benda uji silinder beton. Nilai slump
semakin kecil seiring bertambahnya temperatue mortar. Semakin rendah nilai slump mortar
menandakan kemudahan pengerjaan (workability) semakin menurun.Karena pengaruh temperatur air campuran mencapai 100 C menyebabkan terjadi penurunan lekatan antara agregat dan pasta semen, yang ditandai dengan terjadinya retak-retak dan kerapuhan beton sehingga kekuatan beton menjadi kecil.Campuran beton pada dasarnya diharapkan mampu menahan panas sampai diatas 100C.

Tabel 4. Hasil pengujian kuat tekan Beton FAS 0,45
Temperature Air(oC) 

Umur (Hari)
KuatTekan(Mpa)
Kuat Tekan Rata-Rata (Mpa)

24
28
33.67
33.83
24
28
33.83
24
28
33.98
50
28
31.56
31.52
50
28
31.34
50
28
31.66
75
28
26.48
27.35
75
28
27.74
75
28
27.82
100
28
12.10
12.45
100
28
13.73
100
28
11.52

* Temperature Air 24 oC adalah Temperatur Normal






Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton FAS 0,55
Temperature Air(oC) 

Umur (Hari)
KuatTekan(Mpa)
Kuat Tekan Rata-Rata (Mpa)

24
28
20.57
20.80
24
28
20.39
24
28
21.45
50
28
20.03
19.66
50
28
19.34
50
28
19.61
75
28
17.87
17.34
75
28
16.54
75
28
17.61
100
28
12.50
13.24
100
28
13.91
100
28
13.32

Penurunan kuat tekan beton dapat disebabkan akibat perbedaan derajat suhu pemuaian
pada agregat dan pasta semen. Perbedaan pemuaian ini menyebabkan kerusakan pada perlekatan
pada beton. Kerusakan yang terlihat yaitu beton terkelupas disebabkan tekanan uap panas air.
Beton yang telah padat makin mudah mengelupas karena uap panas tidak keluar melalui pori ke
daerah yang lebih dingin.

KESIMPULAN
1. Perbedaan temperatur mortar dan umur beton berpengaruh signifikan terhadap penurunan
kuat tekan beton.
2. Penurunan nilai slump tertinggi untuk kedua FAS terjadi pada mortar yang dicor dengan
air bertemperatur 1000C.
3. Penurunan kekuatan beton dapat pula disebabkan oleh perbedaan angka muai antara
agregat dan pasta semen.
4. Nilai slump semakin kecil seiring bertambahnya temperatue mortar. Semakin rendah nilai
slump mortar menandakan kemudahan pengerjaan (workability) semakin menurun.

6 komentar:

{ a3ridho } at: 9 Juni 2013 pukul 16.39 mengatakan...

Nama dan NRP ya dik

{ a3ridho } at: 9 Juni 2013 pukul 16.55 mengatakan...

Penelitian ini diaplikasikan untuk kondisi yang bagaimana ya dik?

{ starterr } at: 9 Juni 2013 pukul 22.50 mengatakan...

maaf bapak , namanya tidak bisa edit . nama saya muhaammad ferry amirul bakhri 3112030075

{ starterr } at: 9 Juni 2013 pukul 22.54 mengatakan...

Tujuan penelitian ini untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dari struktur
beton dengan berbagai variasi faktor air semen dan temperatur. Variasi faktor air semen diambil
0,45 ; 0,55 dan temperaturnya dipilih 1000C, 750C, 500 C dan 240 C ( temperatur normal )
Pelaksanaan dilapangan, bahan campuran beton seperti air, agregat halus dan agregat
kasar tidak diberi perlindungan dari panas matahari. Akibatnya temperatur bahan-bahan tersebut lebih tinggi beberapa derajat dibandingkan dengan bahan-bahan yang mendapat
perlindungan.Temperatur bahan campuran yang tinggi akan menyebabkan temperatur campuran
beton akan tinggi.

{ Indoryo Shin } at: 15 Juni 2013 pukul 03.04 mengatakan...

saya ingin sedikit bertanya kepada ferry, jadi maksud utama dari data ini apa? apakah dicari beton yang paling kuat atau bagaimana?
karena jika membaca tabel hasil penelitian diatas, yang saya tangkap adalah, semakin rendah atau semakin mendekati suhu normal temperatur air, maka kuat tekan beton rata-rata semakin tinggi
terima kasih

{ starterr } at: 15 Juni 2013 pukul 03.35 mengatakan...

iya yang saya maksud dalam artikel ini yaitu menekankan pada kuat tekan beton terhadap suhu dan FAS ( faktor air semen )

Posting Komentar

 

staterlicious © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers