DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT PENGARUH
ANGIN
Saat ini di Indonesia banyak
melakukan pembangunan di berbagai sektor. Salah satunya adalah dalam dunia
ketekniksipilan. Di dunia ketekniksipilan, selain bangunan gedung, ada pula
infrastruktur yang sekarang sedang gencar dibangun, yaitu jembatan. Jembatan
yang paling fenomenal dan paling gencar digembor-gemborkan adalah jembatan
Suramadu. Jembatan Suramadu merupakan jenis jembatan gantung ( cable stayed )
dengan struktur bangunan yang dirancang mampu bertahan hingga seratus tahun
kedepan ( Suangga dan Subagyo, 2008 ).
Setelah
jembatan berhasil dibangun, tentu saja jembatan juga perlu dirawat agar
jembatan Suramadu dapat mencapai target usi teknis. Selain faktor perawatan,
terdapat banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi usia teknis jembatan, salah
satunya adalah deformasi jembatan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi deformasi
jambatan, salah satunya adalah faktor angin yang melintasi jembatan sehingga
dapat menjadi tekanan yang menekan jembatan yang dapat menyebabkan deformasi
jembatan.
Dengan
adanya informasi mengenai deformasi jembatan akibat kecepatan agin yang
melintas, diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu data yang dapat membantu
dalah hal pemeliharaan dan perawatan jembatan suramadu agar tercapai usia
teknis yang diharapkan.
Percobaan kali ini dihitung menggunakan cara regresi linier dalam
statistika terapan, untuk mencari tahu kecocokan data. Regresi adalah bentuk fungsional yang menerangkan hubungan antar
variabel. Sedangkan analisis regresi adalah kajian yang mempelajari antar
variabel yang saling berhubungan dan dinyatakan dalam persamaan matematika yang
saling berhubungan. Dalam analisa regresi terdapat 2 variabel yakni variabel X
(variabel bebas/predictor) yang memberikan pengaruh variasi terhadap variabel
terikat sedangkan variabel Y (variabel terikat/respon)
Untuk mengetahui keeratan hubungan linier antar
variabel maka diperlukan Koefisien Korelasi.. nilai dari koefisien korelasi
berkisar antara 1 hingga -1. Koefisien korelasi ini menujukan kekuatan hubungan
antar variabel. Jika koefisien mendekati -1 maka dikatakan variabel tersebut
hubungannya kuat (negatif) sedangkan jika koefisien bernilai 1 maka variabel
tersebut hubungannya kuat (positif) tetapi, jika koefisien korelasi mendekati 0
maka dapat dikatakan bahwa variabel
tersebut hubungannya lemah. Untuk memudahkan dalam menginterpretasi kan
koefisien tersebut maka
Diberikanlah
kriteria sebagai berkut
1. 0 = tidak ada korelasi antar dua variabel
tersebut
2. >
0 – 0,25 = korelasi sangat lemah
3. >
0,25 – 0,5 = korelasi cukup
4. >
0,5 – 0,75 = korelasi kuat
5. >
0,75 – 0,99 = korelasi sangat kuat
6. 1 =
korelasi sempurna
Untuk menguji korelasi antar variabel tersebut
digunakan rumus

Ket
Ŷ = Nilai Y
berdasarkan hasil persamaan regresi
Dari
hasil penelitan mengenai deformasi Jembatan Suramadu akibat kecepatan angin
adalah sebagai berikut :
X = pergeseran posisi (m)
Y = Kecepatan Angin Rata-Rata ( knots )
titik
|
X
|
Y
|
GPS 1
|
2.113
|
0.02
|
GPS 3
|
2.113
|
0.015
|
GPS 5
|
4.59
|
0.008
|
GPS 7
|
4.59
|
0.014
|
GPS 9
|
3.815
|
0.003
|
GPS 11
|
3.815
|
0.01
|

Dari
data diatas, dapat dikatakan bahwa dari tiap GPS yang telah dipasang di
beberapa titik, GPS tersebut bergeser beberapa meter. Dari data diatas dapat
diperoleh regresi linier dari deformasi Jembatan Suramadu akibat kecepatan
angin sebagai berikut :
Diperoleh
R2 = 0.3832, itu berarti korelasi antara dua data tersebut sedikit
berhubungan, dengan kata lain, pengaruh kecepatan angin terhadap deformasi
Jembatan Suramadu sangatlah kecil.
Dari hasil
regresi diatas, diperoleh persamaan Y = -0.0033x + 0.0231dan R2 =
0.3238. Dilihat dari R2 yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa
korelasi antara deformasi Jembatan Suramadu dengan kecepatan angin yang
melintas tidak memiliki hubungan yang sangat berpengaruh, atau dengan kata
lain, pengaruh kecepatan angin yang melintasi Jembatan Suramadu hanya
berpengaruh sangat sedikit dalam deformasi Jembatan Suramadu.
SUMBER :
1. ANALISIS DEFORMASI JEMBATAN SURAMADU AKIBAT
PENGARUH ANGIN. Lysa Dora Ayu Nugraini, Eko Yuli Handoko, ST, MT.
2. Regresi Linier.
Bayuaji, Ridho.
3 komentar:
"Diperoleh R2 = 0.3832, itu berarti korelasi antara dua data tersebut sedikit berhubungan, dengan kata lain, pengaruh kecepatan angin terhadap deformasi Jembatan Suramadu sangatlah kecil."
(Soal 1)Kenapa R2 nilainya kecil?
Hati-hati untuk mengkorelasikan antara data variabel tetap dan variabel bebas?
(Soal 2) Tolong diuraikan variabel tetap dan tidak tetapnya?
saya akan mencoba menjawab pertanyaan bapak, mungkin karena ada faktor lain yang lebih mempengaruhi pergeseran jembatan selain angin, jadi jika kita hubungkan dengan angin maka R2nya sangat kecil yang artinya hampir tidak berpengaruh
saya ingin menjawab pertanyaan bapak ridho
1. dengan menggunakan cara regresi linier saya menghitung nilai R2, dan hasilnya memang 0.3832 pak, mungkin itu dikarenakan faktor angin hanya sedikit berpengaruh terhadap deformasi jembatan, saya setuju dengan jawaban dimas, ada kemungkinan faktor lain lebih berpengaruh terhadap deformasi jembatan seperti beban berjalan dsb.
2. untuk variabel tetap / terikat (Y) adalah deformasi jembatan, karena deformasi ini terikat dengan kecepatan angin yang mempengaruhinya, yang dalam hal ini kecepatan angin adalah variabel tidak tetap / bebas (X)
Posting Komentar