Korelasi Curah Hujan dan Debit Air


Tabel dibawah ini, menunjukan data curah hujan (Xi) dalam satuan mm dari DPS Cimanuk-Leuwigoong dan debit alirannya (Yi) dalam m3/det, pada rata-rata bulanan dari tahun 1978-1982. 

No.
Bulan
Curah Hujan (mm)-Xi
Debit air (m3/det)-Yi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
229
205
271
304
145
154
  98
  69
  71
  96
184
280
32
31
38
40
28
24
21
13
14
12
28
37


didapat persamaan regresinya:
         y=6,669+0,113x
dapat digunakan untuk:
  1. Meramal data debit berdasarkan data curah hujan. 
  2. Koefsien arah (b) menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu satuan. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa terjadi perubahan curah hujan satu satuan, maka diharapkan terjadi perubahan debit rata-rata bulanan sebesar 0,113 m3/det.

  • Korelasi positif (R=0,9649) antara debit (Y) dengan curah hujan (X), berarti semakin besar curah hujan semakin besar pula debit DPS Cimanuk-Leuwigoong.
  • Koefisien determinasi (R2)=0,9312=93,12%, artinya bertambah atau menurunnya debit air (Y) sebesar 93,12% dapat dijelaskan oleh hubungan linier antara curah hujan dan debit dengan persamaan Y=0,669+0,113X, sedangkan sisanya 6,88% disebabkan faktor lain yang tidak termasuk dalam analisis ini. 



11 komentar:

{ a3ridho } at: 2 Juni 2013 pukul 22.32 mengatakan...

Silahkan diuraikan apakah tulisan anda ini penting dan memberikan pengaruh terhadap desain bangunan sipil?

{ Indoryo Shin } at: 2 Juni 2013 pukul 23.28 mengatakan...

tentu saja berpengaruh pak, kita ambil contoh saja bangunan sipil di bidang bangunan air, kita pasti akan melihat, memperhatikan serta menghitung debit air hujan yang akan datang di daerah tersebut agar kita dapat membuat bangunan air yang efisien. ambil saja contoh bendungan, apabila kita mengetahui curah hujan dan debit air hujan di daerah A adalah tinggi, tentu kita akan mendesain bangunan air yang mampu menampung banyak curah hujan atau air. terima kasih

{ rendyanto fariz } at: 5 Juni 2013 pukul 18.40 mengatakan...

"pengaruh hujan sangat deras terhadap kenaikan muka air tanah " bilamana tidak dianalisis secara runtut dan teliti desain bangunan sipil bs tergerus oleh perubahan muka air tanah diiringi musim penghujan yg deras

{ starterr } at: 6 Juni 2013 pukul 02.13 mengatakan...

Dampaknya juga dapat menyebabkan banjir, jika saluran air pada saluran kota tidak di analisa atau tidak di prediksi debit air hujannya

{ Unknown } at: 7 Juni 2013 pukul 13.23 mengatakan...

sangat berpengaruh, semisal jika kita ingin mendirikan suatu perumahan tentunya kita ingin mendesain supaya tidak banjir, nah untuk mengetahui suatu kawasan rawan banjir atau tidak tentunya kita memerlukan data statistik ini

{ a3ridho } at: 9 Juni 2013 pukul 16.38 mengatakan...

Bagus dan luar biasa semangat belajar anda semua, oh ya apakah boleh diberikan penjelasan definisi curah hujan (mm) dan debit air (m3/detik)? dan apakah bagaimana hubungan dua variabel tersebut terhadap desain bangunan sipil? Terima kasih atas perhatian anda semua untuk mau belajar teknik sipil. Sukses untuk kalian semua.

{ galih iman } at: 10 Juni 2013 pukul 04.38 mengatakan...


curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir setiap waktu atau volume air yang mengalir setiap waktu

{ galih iman } at: 10 Juni 2013 pukul 05.01 mengatakan...

dan hubungan antara dua variabel tersebut terhadap infrastruktur (saya mengambil contoh dari bangunan air yang disebutkan agan-agan diatas) adalah ketika curah hujan besar maka debit air semakin besar, jadi sebelum merancang bangunan air (irigasi,gorong-gorong,dkk) kita harus mengetahui debit air atau volume air di daerah tersebut untuk menyesuaikan kebutuhan di daerah tersebut. Seperti mengoptimasi pengelolaan suatu waduk. Masalah yang
tersulit dalam memanfaatkan kelebihan debit dan mengoptimalkan pengelolaan waduk terletak pada
ketidakmampuan untuk mengantisipasi besarnya debit air pada masa yang akan datang. jadi ketika kita bisa memperkirakan debit air yang akan datang kita bisa membuat waduk yang sesuai untuk debit air yang akan datang

{ rendyanto fariz } at: 13 Juni 2013 pukul 05.24 mengatakan...

Curah Hujan sebenarnya merupakan salah satu bentuk dari air endapan, yaitu titik-titik air yang terdapat di awan dan kemudian jatuh ke permukaan bumi.
Curah hujan terjadi karena massa udara yang membubung naik dan suhunya menurun. Apabila massa udara telah mencapai jenuh maka terjadilah kondensasi yang menyebabkan terjadinya hujan.

{ rendyanto fariz } at: 13 Juni 2013 pukul 05.27 mengatakan...

Satuan curah hujan diukur dalam mm/inci. Curah hujan 1 mm, artinya air hujan yang jatuh setelah 1 mm tidak mengalir, tidak meresap, dan tidak menguap

{ rendyanto fariz } at: 13 Juni 2013 pukul 05.46 mengatakan...

lebih meringkas pernyataan Galih, "curah hujan sebagai Input sedangkan debit sebagai Output"

Posting Komentar

 

staterlicious © 2011 Design by Best Blogger Templates | Sponsored by HD Wallpapers